Dalam hal manajemen umum ini mungkin saya kurang menguasai bahan, semoga yang akan saya bahas dalam Bab ini bisa menjadi Ilmu yang berguna bagi Kawan - Kawan
KEPEMIMPINAN
Kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.Pemimpin yang efektif mempunyai sifat-sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan sebagai contoh, karisma, berpandangan ke depan, intensitas dan keyakinan diri
Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif, organisasi barangkali akan dapat mempelaiari berbagai perilaku dan teknik tersebut oleh karena itu akan dicapai pengemnbangar efektifitas personalia dan organisasi.
I- PENGERTIAN KEPEMIMPINAN (Leadership)
Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
• Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan atau pengikut.
• Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan atau pengikut.
• Selain secara sah dapat mengarahkan bawahan atau pengikut mereka, pemimpin juga dapat mempunyai pengaruh.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, an, pengorganisasian dan pengawasan.
II- PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN
Penelitian-penelitian dan teori-teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional ("contingency") dalam studi tentang kepemimpinan.
Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak. Pendekatan kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang memiliki sifat-sifat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun di mana dia berada.
Pemikiran dan penelitian sekarang mendasarkan pada pendekatan ketiga, yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan. Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi - tugas-tugas yang dilakukan, ketrampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin, dan bawahan, dan sebagainya. Pandangan ini telah menimbulkan pendekatan "contingency " pada kepemimpinan, yang bermaksud untuk menetapkan faktor-faktor situasional yang menentukan seberapa besar efektifitas situasi gaya kepemunpinan tertentu.
Ketiga pendekatan tersebut akan dibahas secara kronologik,sebagai berikut :
III- PENDEKATAN SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
Para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya
Penelitian Awal Tentang Sifat-sifat Kepemimpinan
Para psikolog dan para peneliti untuk memahami kepemimpinan adalah mengiidentifikasikan sifat-sifat pemimpin. Sebagian besar penelitian-penelitian awal tentang kepemimpinan ini bermakasud untuk:
1. membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat-sifat yang menjadi pengikut (tidak menjadi pemimpin),
2. mengidentifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif.
Penemuan-penemuan Lanjutan
Seorang peneliti, Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk
kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan
3. Kecerdasan
4. Ketegasan (decisiveness)
5. Kepercayaan diri.
6. Inisiatif
Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan 4 (empat) ciri/sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemiunpinan organisasi :
1. kecerdasan
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan social
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
4. Sikap - sikap hubungan manusiawi.
Keterbatasan Pendekatan Kesifatan
Ada banyak keterbatasan dalam pendekatan yang melihat sifat-sifat kepemimpinan, yang dalam berbagai hal berbeda satu dengan yang lain. Namun, tidak tampak sifat-sifat kepemimpinan yang ditemukan secara umum pada semua tokoh-tokoh tersebut.
IV- PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan. Teori-teori dan penelitian-penelitian yang paling terkenal adalah:
Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang pemimpin harus melaksanakan dua fungsi utama :
1. fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas ("task-related") atau pemecahan masalah
2. fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok ('group-maintenance") atau sosial.
Gaya-gaya Kepemimpinan
Ada dua gaya kepemimpinan : gaya dengan orientasi tugas (task-oriented) dan gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented).
Teori X dan Y dari McGregor
Strategi kepemimpinan efektif yang mempergunakan manajemen partisipatif dikemukakan oleh Douglas McGregor.Konsep yang paling terkenal adalah strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia.Anggapan tersebut yaitu :
- Anggapan-anggapan Teori X
- Anggapan-anggapan Teori Y :
4 Sistem Manajemen dari Likert
Ada empat sistem tingkatan efektifitas manajemen menurut Rensis Likert:
1. manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya
2. manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut
3. manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan.
4. sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
Kenyataannya, pemimpin yang lebih berorientasi pada bekerja dengan dan melalui karyawan dalam beberapa hal akan memberikan hasil-hasil yang lebih efektif.
Kisi-kisi Manajerial dari Blake dan Mouton
- Manajer Manajemen Jatuh Miskin
- Manajer Manajemen Santai
- Manajer Manajemen Manusia Organisasi
- Manajer Wewenang Ketaatan
- Manajer Manajemen Team
Studi Ohio State
Para peneliti mengidentifikasikan empat gaya kepemimpinan utama Mereka menemukan bahwa tingkat perputaran karyawan adalah paling rendah dan kepuasan karyawan tertinggi dibawah pemimpin yang tingkat pertimbangannya tinggi. Sebaliknya, pemimpin yaug tingkat pertimbangannya rendah dan struktur pemrakarsaan tinggi menimbulkan banyak keluhan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi:
kepemimpinan yang paling tepat tergantung pada beberapa variabel yang saling berhubungan - seperti ditunjukkan pembahasan berikut.
V- PENDEKATAN SITUASIONAL "CONTINGENCY"
Faktor – faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu :
1) Pemimpin
2) Pengikut / Bawahan
3) Situasi
Pendekatan situasional-contingency yang terkenal adalah
1) rangkaian kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt
2) teori "contingency" dari Fiedler
3) teori siklus-kehidupan dari Hersey dan Blanchard.
Pentingnya Fleksibilitas
Dalam organisasi, seperti juga dalam kehidupan lainnya, dibutuhkan fleksibilitas. Ini membantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat dan membuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Sebagai manajer, semua orang harus berhati-hati terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan yang tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar