Laman

9 Februari 2011

Makalah Manajemen Umum

Dalam hal manajemen umum ini mungkin saya kurang menguasai bahan, semoga yang akan saya bahas dalam Bab ini bisa menjadi Ilmu yang berguna bagi Kawan - Kawan

KEPEMIMPINAN

Kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan ter­utama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin me­mainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.Pe­mimpin yang efektif mempunyai sifat-sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan sebagai contoh, karisma, berpandangan ke depan, intensitas dan keyakinan diri
Kemampuan dan ketrampilan kepemimpin­an dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhu­bungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pe­mimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efek­tif, organisasi barangkali akan dapat mempelaiari berbagai perilaku dan teknik tersebut oleh karena itu akan dicapai pengemnbangar efektifitas personalia dan organisasi.

I-    PENGERTIAN KEPEMIMPINAN (Leadership)
Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial didefini­sikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
• Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan atau pengikut.
• Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan atau pengikut.
• Selain secara sah dapat mengarahkan bawahan atau pengikut mereka,    pemimpin juga dapat mempunyai pengaruh.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepe­mimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencana­an, an, pengorganisasian dan pengawasan.

II- PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN
Penelitian-penelitian dan teori-teori kepemimpinan dapat dikla­sifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional ("contingency") dalam studi tentang kepemimpinan.
Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak. Pendekatan kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang memiliki sifat-si­fat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun di mana dia berada.


Pemikiran dan penelitian sekarang mendasarkan pada pendekat­an ketiga, yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan. Pan­dangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi - tugas-tugas yang dilaku­kan, ketrampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin, dan bawahan, dan sebagainya. Pan­dangan ini telah menimbulkan pendekatan "contingency " pada kepe­mimpinan, yang bermaksud untuk menetapkan faktor-faktor situa­sional yang menentukan seberapa besar efektifitas situasi gaya ke­pemunpinan tertentu.
Ketiga pendekatan tersebut akan dibahas secara kronologik,se­bagai berikut :

Sifat     perilaku     situasional     contingency


III-        PENDEKATAN SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
Para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang me­nyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya
Penelitian Awal Tentang Sifat-sifat Kepemimpinan
Para psikolog dan para peneliti untuk memahami kepemimpinan adalah mengi­identifikasikan sifat-sifat pemimpin. Sebagian besar penelitian-peneli­tian awal tentang kepemimpinan ini bermakasud untuk:
1. memban­dingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat-sifat yang menjadi pengikut (tidak menjadi pemimpin),
2. mengiden­tifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif.
Penemuan-penemuan Lanjutan
Seorang peneliti, Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya te­lah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk
kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervi­sory ability)
2.      Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan
3.      Kecerdasan
4.    Ketegasan (decisiveness)
5.    Kepercayaan diri.
6.    Inisiatif
Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan 4 (empat) ciri/sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemiunpinan organisasi :
1. kecerdasan
2. Kedewasaan dan keluasan hubung­an social
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
4. Sikap - sikap hubungan manusiawi.

Keterbatasan Pendekatan Kesifatan
Ada banyak keterbatasan dalam pendekatan yang melihat si­fat-sifat kepemimpinan, yang dalam ber­bagai hal berbeda satu dengan yang lain. Namun, tidak tampak sifat­-sifat kepemimpinan yang ditemukan secara umum pada semua to­koh-tokoh tersebut.

IV-             PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi fungsi dan gaya-gaya kepemim­pinan. Teori-teori dan penelitian-penelitian yang paling terkenal ada­lah:
Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang pemimpin harus melaksanakan dua fungsi utama :
1.      fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas ("task-related") atau pemecahan masalah
2.      fung­si-fungsi pemeliharaan kelompok ('group-maintenance") atau sosial.
Gaya-gaya Kepemimpinan
Ada dua gaya kepemimpinan : gaya de­ngan orientasi tugas (task-oriented) dan gaya dengan orientasi karya­wan (employee-oriented).
Teori X dan Y dari McGregor
Strategi kepemimpinan efektif yang mempergunakan manaje­men partisipatif dikemukakan oleh Douglas McGregor.Konsep yang paling terkenal adalah strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia.Anggapan tersebut yaitu :
-          Anggapan-anggapan Teori X
-          Anggapan-anggapan Teori Y :

4 Sistem Manajemen dari Likert
Ada empat sistem tingkatan efektifitas manajemen menurut Rensis Likert:
1. manajer membuat semua keputusan yang berhu­bungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksa­nakannya
2. manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut
3. manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah   hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu de­ngan bawahan.
4. sistem yang paling ideal menurut Likert ten­tang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
Kenyataannya, pemimpin yang lebih berorientasi pada bekerja dengan dan melalui karyawan dalam beberapa hal akan mem­berikan hasil-hasil yang lebih efektif.
Kisi-kisi Manajerial dari Blake dan Mouton

Kisi-kisi manajerial (managerial grid) yang dikembangkan oleh Robert Blake dan Jane Monton juga berkenaan dengan orientasi­orientasi manajer pada tugas (produksi) dan karyawan (orang), serta kombinasi antara kedua ekstrim. Ada lima gaya kepemimpinan dasar yaitu :
-          Manajer Manajemen Jatuh Miskin
-          Manajer Manajemen Santai
-          Manajer Manajemen Manusia Organisasi
-          Manajer Wewenang Ketaatan
-          Manajer Manajemen Team
Studi Ohio State
Para peneliti mengidentifikasikan empat gaya kepemimpinan utama Mereka menemukan bahwa tingkat perputaran karyawan adalah pa­ling rendah dan kepuasan karyawan tertinggi dibawah pemimpin yang tingkat pertimbangannya tinggi. Sebaliknya, pemimpin yaug tingkat pertimbangannya rendah dan struktur pemrakarsaan tinggi menimbulkan banyak keluhan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi:
kepemimpinan yang paling tepat tergantung pada beberapa variabel yang saling berhubungan - seperti ditunjukkan pembahasan berikut.

V- PENDEKATAN SITUASIONAL "CONTINGENCY"
Faktor – faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu :
1)      Pemimpin
2)      Pengikut / Bawahan
3)      Situasi
Pendekatan situasional-contingency yang terkenal adalah
1) rangkaian kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt
2) teori "contingency" dari Fiedler
3) teori siklus-kehidupan dari Hersey dan Blanchard.
Pentingnya Fleksibilitas
Dalam organisasi, seperti juga dalam kehidupan lainnya, dibu­tuhkan fleksibilitas. Ini membantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat dan membuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Sebagai manajer, semua orang harus berhati-hati terhadap berbagai macam gaya kepemimpin­an yang tersedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar